Ada sedikit resah yang aku alami ketika Nebula menghabiskan waktunya di pelataran senja. Terkadang mengalami distorsi waktu. Memungkinkan dialog yang penuh prolog tanpa adanya monolog.

Sore itu terdengar lagu dari Mondo Gascaro yang berjudul “Dan Bila” asik juga lagunya masih terasa aroma Sorenya. Tapi entah kenapa terbayang dengan Nebula yang tidak ada sangkut pautnya dengan lagu ini.  Lucu memang terlalu memikirkan Nebula yang belum tentu dia memikirkanku. Apa aku yang terlalu cemas atau terlalu tinggi mencintainya?

Mungkin suatu saat aku berpikir ulang jika Nebula menginginkanku untuk sekedar bertemu.  Karena aku bukan hak untuk mencintai maupun menikmati kopi dengannya. Aku hanya seumpama rindu yang datang secara praktis di setiap Minggu. Menunggu kabar darinya ibarat seperti semesta yang dipaksakan menua.

-Bersambung

Jakarta, 17 Februari 2018

Featured post

Harapku

Ada saatnya aku mengungkapkan kepadamu.

Tapi untuk saat ini aku sedang merubah diriku.
Merubah pribadi yang kelak akan menjadi imanmu.
Aku berusaha mencintaimu.

Walaupun aku bukan siapa siapa di matamu.
Aku tahu.. Maha Pencipta mempunyai skenario yang terbaik.
Karena itu kujaga hatimu didalam setiap doaku.
Aku selalu melibatkaNYA dalam setiap doaku.
Karena aku mencintaimu karenaNYA.
Karena aku menginginkanmu karenaNYA.

Hal yang menjadikan saya Sok Tahu

logikanya…seorang bisa berpendapat dengan alasan yang jelas. tanpa itu alasan serta argumentasi tidak bisa dipertanggung jawabkan. pemikiran seperti itu masih menjadi pemikiran yg belum lahir dari akarnya. terkadang seseorang hanya berkata “barang” tanpa adanya “merk”. sebatas bicara tanpa relevansi. setidaknya di era demokrasi ini kita bisa berpikir kritis yang tidak hanya berpedoman dengan asumsi. berasumsi itu mudah. tapi mengeksplorasi ideologi itu rumit.

ketika orang bertanya tuhan itu siapa dan dari mana? ini akan menghasilkan hal yang subjektif. logikanya terlalu membuka hasrat. kita tidak tahu bilangan angka satu lahir dari mana.

oleh sebab itu pemikiran atau ide harus berdasarkan hal yang jelas. seperti diketahui seorang filsufus kontemporer jurgen habermas yang tergabung dalam mazhab franfurt membuat pemikiran dalam teori yang terkenal “public sphere”. pemikiran yang mendasari gebrakan serta kritik terhadap karl marx.

Ikhtiar

Jika kau mencintainya sabarlah.

Hanya kepastian yang datang.

Jika kau mengharapnya renungkanlah.

Hanya doa yang menyambung.

– Saya

Dilema 

Aku mencintaimu kau mencintainya. Bagaimana bisa aku mengharapmu disaat mimpiku terlelap bersamamu? 

-Saya

Angan – Angan

Pada hakikatnya setiap umat merasakan kebahagiaan. Pada hakikatnya setiap umat menciptakan ketenangan. Batin ini memiliki arti. Batin ini mendawai sejuk. 

Akankah bertahan sampai saat dimana kita dipertemukan. Sampai saat itu kita merayakan kebersamaan hingga kita bisa tahu waktu yang tepat untuk memiliki dunia yang berbeda. 

– Saya

Untukmu

Terimakasih di  masa lalu kamu sudah menemaniku. Dimasa lalu aku dekat denganmu. Di masa lalu aku berbahagia denganmu. Dimasa lalu kamu teman keluh kesahku. Di masa lalu kamu sudah memberi cerita yang mungkin usang untukku.

Dan….

Hari ini kamu berbahagia. Hari ini kamu ceria. Hari ini kamu menemukan cinta. Merayakan ikatanmu dengannya. Menandakan hidupmu menciptakan cerita. 

Berbahagialah…

Lalu.. ada mata

#puisi

sejak sore menyimpan benak warna. Sejak itu manusia membalikan pandangan ke hadapanNya. Menunaikan suatu kewajiban serta menambahkan rasa kesejukan. Diwaktu itu air mata membekukan dosa. Seakan hamparan dosa melebur diantara buih angin. Menghilang tapi ingin dibawa lagi. 

Lalu apa daya ketika mata ini dipejamkan saat hening. Sedikit demi sedikit kesucian kembali. Terimakasih wahai Maha Pemberi. Engkau memberikan kenyamanan dalam kekhusyuan ini. 

Kau Kembali

​Sesaat yang kau punya adalah cerita. Bicara dengan canda. Senyum dengan tawa. Menangis dengan yang tua. Hanyut dengan dekapan cinta. Kemarilah wahai rindu. Dekatlah dengan Mahameru. Kita akan berbicara tentang pelangi yang selalu ceria.

                             -Saya

Bintaro.

Memang Untuk Diingat atau Dilupakan

Ada beberapa ucapan yang diingat saat kamu memilihku. “aku mau setia sama kamu sampai kita punya cucu”. Tapi aku berpikir apakah itu bagian dari cinta atau fatamorgana? Hanya waktu yang menjawab, hanya hari-hari yang merekam, dan hanya angin yang menjadi saksi terbawanya janji sumpah itu. Tapi itu hanya semu yang menjadi sore kelabu. Kita berpisah dalam kenangan. Aku hanya bisa menjaga semua rasa rinduku dengannya. Walaupun harapanku hanya sedikit untuk dekat kembali dengannya. Biarkan aku menjadi pelangi yang berjumpa saat senja. Biarkan aku menjadi bunga Edelweis yang menjaga keabadiaannya. Dan biarkan aku menjadi Dara yang terbang tanpa beban membawa warna dalam dekapan cinta.

-Saya

Bintaro, 14 Oktober 2016

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑