Malam ini bangku taman tidak ada yang meramaikan. Lebih dari sepekan hanya menyisakan dedaunan. Entah kenapa sepi, entah memang sudah malas menghampiri. Saat itu lampu menyala. Menghanyutkan suara tawa. Yang aku lihat hanya seekor kucing tidur diatas bangku. Mungkin kesepian. Atau kepanasan. Seharian lari-larian. Akhirnya sosok yang aku tunggu datang. Membawa obat. Obat yang aku tidak tahu dari mana asalnya. Sepertinya obat itu dari hatinya. Yaitu obat rindu. Yang memang sudah sepekan tidak menemuiku. Aku menghampirinya. Dia senang dan terlihat malu. Aku berkata; “apakah kamu mau memelukku sampai akhir hayatku?” Dia pun mau dengan muka merahnya. Dan aku berkata kedua kali kepadanya; “biarkan bangku taman yang kesepian ini menjadi saksi batin atas perjuanganku mendapatkanmu.”
-Saya
Bintaro, 06 Oktober 2016
Tinggalkan Balasan