Apa Adanya

 

“Ramai. Terang. Mata Kunang-kunang. Gara-gara lihat layangan. Ibu-ibu naik motor matic. Bawanya pelan. Ditengah jalan. Belok kiri seinnya kekanan. Bapak bapak mangkal ojek pengkolan. Lewatlah ojek online. Diacungkan itu tangan.”

“Anak muda naik motor knalpotnya dibor. Tidak ada rem tangan. Bawanya ugal-ugalan. Abang abang jualan Batagor. bawa gerobaknya pelan. Iyalah pelan.  Angkot berhenti sembarangan. Pada kesal. Diklaksonin. Angkotnya diam saja. Di bentak angkotnya diam saja. Di lihat supirnya beli gorengan. (angkot dibentak?).”

“Metro Mini, Kopaja, kwantas Bima adalah Transformer. Salip dikit langsung baper.  Kerak telor jarang. Bir pletok lebih jarang. Kasian generasi sekarang.  Silat Betawi dilestarikan. Jangan dihilangkan.”

“3 in 1 udah tidak ada. Macet tetap merajarela.  Takut macet. Naik motor lewat JL MH. Thamrin biar greget.  Ada bemo di Bendungan Hilir. Ada Bajaj di sekitaran Mayestik. Mampir ke blok M makan gultik.  Di Muara Angke ada pasar ikan. Lihat binatang di Ragunan. Lihat kamu hanya kenangan.”

“Beli makan. Foto. Upload di instagram. Hastagnya banyak. Yang ngelike obat pelangsing. Upload di Path. Kasih location. Kasih with. With rame. “

“Ada yang cantik. Ada yang bertindik.”

Diperhatikan Jarang melihat Delman. Sedikit taman. Lihat papan ada tulisan Mari menjaga dan menata. Karena Jakarta Ibu Kota Negara tercinta.”

-Saya.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: